Tuesday, December 8, 2009

surat sahabat

Untuk sahabat

Untaian katamu ternyata palsu
Janji indah telah kau ingkari untuk terus menjadi sahabatku


Tahukah kau sahabat?

Bahwa segala luka yang menyobek hatimu
dapat juga kurasakan dan menusuk jiwaku
Bahwa darah yang menetes dari luka itu
Seiring air mata mengalir di pipiku

Sadarkah kau sobat?

Bahwa kepedihan yang selalu tampak di wajahmu...
adalah mimpi terburuk yang membebaniku
Bahwa sikap dinginmu untukku
adalah pedang yang terus menghujam dadaku

Dulu secercah tawamu yang indah
selalu menggelitik jiwaku untuk tersenyum
Tapi kini semua telah berubah
dan bukan lagi kebahagiaan
yang mampu kau berikan padaku

lo inget ngga ras pernah nulis itu semua? (gue yakin bu merry ngasih nilai 90 buat lo, kalo dia liat itu) kata-kata itu yang pertama kali ku lihat ketik tanganku bergerak membuka buku bersampul orange pemberianmu. aku tak mengerti. itu yang pertama kali terucap dalam benakku. Apa kau membenciku?

Jangan, tolong jangan
. aku ngga tau apa maksud itu semua. Hanya kata maaf dan terimakasih yang terlintas di benakku. Aku tahu : aku ini menyebalkan, sombong, kecil, pendek, galak, pelit.. apa lagi ya? tapi seperti yang kau tahu, terlalu sulit untuk membuang itu semua. Bahkan terkadang aku merasa terpaksa menerima watak seperti ini. Sekarang aku sadar, terimakasih telah menyadarkanku. aku tak lebih baik dari seorang setan yang berusaha melukai orang lain.

Maaf. untuk semuanya. aku merepotkan, aku pengecut, tak punya nyali berkata ini di depanmu. dan kalau benar 'kata-kata' itu di tujukan padaku ; aku sungguh tak bermaksud melukaimu.


No comments:

Post a Comment