Monday, April 16, 2012

YANG TIDAK BISA DIUCAPKAN PAPA ..




Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.. akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.

Lalu bagaimana dengan Papa?

Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil.. Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu...

Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya"
Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....

Tapi sadarkah kamu?

Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba. Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"

Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : "Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".

Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja.... Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".

Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..

Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu... Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama....

Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia.... :')

Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..

Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...dan setelah perasaan khawatir itu berlarut- larut... ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang? "Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa"

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.

Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...

Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa

Ketika kamu menjadi gadis dewasa.... dan kamu harus pergi kuliah dikota lain... Papa harus melepasmu di bandara.

Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?

Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .

Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.

Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".

Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.

Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...

Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"

Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu".

Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.

Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.

Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.

Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..

Karena Papa tahu.....

Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya.... Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan
bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa
pun tersenyum bahagia....

Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?

Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa.... Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: "Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik.... Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik.... Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...

Dengan rambut yang telah dan semakin memutih.... Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....

Papa telah menyelesaikan tugasnya....

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita... Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat... Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...

Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal..

Saya mendapatkan notes ini dari mama tercinta yg dia dapet dr temennya. gue ngerasa pantes buat ngebagiin ini semua ke kalian para pembaca yg setia krn mungkin kita sering mengalami itu.


Yup, banyak hal yang mungkin tidak bisa dikatakan Ayah / Bapak / Romo / Papa / Papi kita... tapi setidaknya kini kita mengerti apa yang tersembunyi dibalik hatinya ;)


 ****
diambil dari www.merahijomerahijo.blogspot.com
sekian terima kasiihh :) 





Ketika Hati Bertanya

Sebuah perpisahan tanpa kata berpisah itu....... bener-bener ngga enak. Saat orang yang kamu sayang harus pergi tanpa mengucap sepatah katapun.
Melihat senyum dan tawanya membuatku membeku hingga tak dapat berkata. Sampai akhirnya semua harus berakhir tanpa sepatah kata pun. Sedih? Ya. Tapi ini semua salahku ketika membiarkannya pergi begitu saja. Aneh? Ya, seharusnya tidak begini. Seharusnya begitu. Tapi begitulah. Kini aku melihatnya menjauh tanpa mampu berbuat apapun. Hingga aku teringat sesuatu yang terus berkelibat dipikiran,
"Menurut lo Awan sayang sama lo?"
"Hmm sayang lah, emg kenapa?"
"Lo percaya gitu dia serius sayang sama lo?"
"Yaaahh emang ada alasan supaya gue ngga percaya?"
"………….."

****
Tapi kemudian muncul satu pertanyaan lain, "Emang ada alasan supaya gue percaya?"
Apa sih yang buat kalian percaya sama seseorang? Gue sendiri ngga tau kenapa gue bisa mempercayai seseorang.. Tapi yang jelas, gue cuma ngikutin kata hati. Karena gue sayang sama dia. Jadi?

*untuk penggalan cerita diatas, nama disamarkan. sekian terimakasiih  :P

Friday, April 6, 2012

Antara Kau dan Dia (part 2)

baca part 1 nya di antara kau dan dia (part 1)

 "Nah itu Mas Etta pulang..", kata Ibuku sambil melangkah menuju pintu.
Aku melihat seorang laki-laki paruh baya didepan pintu rumahku. Ia berdiri dengan tas pinggang menggantung di pundaknya serta sepatu futsal di sebelah tangannya. Ya, dia kakakku :)


Sementara dia yang sedari tadi duduk di ruang tamu hanya diam. Dia hanya mengulum sebuah senyum sedikit dipaksa. Entah hanya perasaanku saja atau memang masih ada sisa tangis di wajahnya.
"Kamu udah lama?", tanya Mas Etta.
"Engga, baru nyampe kok."
Ha?? Baru nyampe?? wkwkwk bisa banget basa-basinya. Jelas-jelas dia nunggu hampir lumutan gitu..
"Kamu sendirian?"
"Engga kok tadi sama Om, tapi dia pulang duluan.."
"Ooohh bentar ya dek, Mas mandi dulu."
"iya"



Wajahnya masih merengut, ga beda jauh sama tadi.. Aku melihat mereka dari kejauhan, keduanya tampak berusaha menutupi segalanya. Berusaha membuat segalanya tampak normal. hmm kok bisa gitu ya? Namun aku tau sejak saat itu semua tak akan sama lagi..

"Mas, kamu beneran mau pergi? Trus aku gimana?"
"Sepertinya kita memang ngga jodoh.. Aku ngga bisa lebih lama lagi disini. Kita terlalu berbeda, dan tidak akan pernah bisa bersatu. Lagipula aku mau mengejar mimpiku disana."
"Mas serius?"
"Iya.. Maaf.."

                                                 
                                                          ****

"Ati-ati ya mas disana, kalo ada apa-apa cerita. Jangan dipendem sendiri.", tutur Ibu pada Mas Etta.
"Iya. Ya udh Mas berangkat dulu ya.", katanya seraya mencium tangan Ibu kami dan memeluknya. Setitik air terlihat di ujung matanya, bersiap untuk keluar namun ditahannya. Astaga ia menangis? Ia bisa menangis juga? Seorang yang selama ini kukira dingin, jarang di rumah, juga bisa menitikan air mata?


"Ati-ati yo le.. Ojo macem-macem neng kono.", lanjut Bapak lalu menepuk bahunya seolah berkata,"Kamu bisa nak :')"


Aku hanya bisa terdiam tak mampu berkata melihat semuanya.
"Dek, Mas Etta berangkat dulu ya. Kamu jangan nakal, bantuin Bapak Ibu. Sekolah yang bener..", katanya kemudian. Lalu tangannya meraihku dalam peluknya dan mengacak rambutku pelan. Sungguh aku akan sangat merindukannya.. Hatiku bergetar, mataku memanas. Tidak aku tidak boleh menangis :)

Hingga akhirnya aku hanya bisa melambaikan tangan sambil menatap kepergiannya..  Aku tau ini bukan akhir, namun satu hal yang aku tau pasti. Aku pasti akan sangat merindukannya..

                                                             ****

Sebuah pertemuan selalu ada akhirnya. Jadi sebenernya kenapa mereka dipertemukan? Kalau harus berpisah? Bukankah itu terlalu menyakitkan? THE END

maaf kalau endingnya mengecewakan.. atau ngga ngerti ceritanya hehehe cuma mencoba belajar..