Monday, February 20, 2012

Kesungguhan Dalam Hati

"Semua tampak gelap. Hanya cahaya lilin yang nampak. Seiring waktu aku mulai terbiasa dalam suasana gelap malam itu. 


Sunyi, tenang, nyaman sungguh hampir membuatku tertidur. Memang bukan waktu dan tempat yang tepat. Saat yang lain merenung, dengan tangis menyesal.
Aku duduk menuduk sambil sesekali memejamkan mata, mengantuk. Aku bukan anak bandel yang selalu mebuat onar, tapi juga bukan anak yang sungguh patuh pada aturan.


Jahatkah aku? Ketika sama sekali tak punya rasa malu, tak merasa bersalah. Aku tidak menyesal. Tangis bukan tanda kamu lemah. Tapi tangis itu membuatku sadar, mereka benar-benar menyesal. AKU? Terdiam bingung apa yang harus dilakukan. Hatiku mungkin terlalu keras. Ya mungkin itu kenyataannya. Aku sungguh membuat benteng yang begitu kokoh supaya orang lain tak dapat melihat ke dalam. 


Aku melihatnya, aku melihat mereka. Tampak begitu sedih dengan wajah frustasi. Ada apa? Aku tak tahu, tak ada yang tahu. Tak ada perkataan, hanya ada isak tangis disertai doa tulus dalam hati. Bahunya berguncang, nafasnya tak teratur. Aku sungguh ingin merengkuhnya, mendengar semua ceritanya. Bisakah?"



No comments:

Post a Comment